
Pulau Punjung, 28 Mei 2025 — Hari ini, Pengadilan Negeri Pulau Punjung menorehkan momen penuh haru dan penghargaan dalam purnabakti Panitera Muda Perdata, Bapak Tafrioza. Kegiatan ini tidak hanya menjadi seremoni perpisahan, tetapi juga perayaan atas dedikasi dan pengabdian beliau selama hampir empat dekade dalam dunia peradilan.
Menariknya, kegiatan purnabakti ini dilangsungkan secara sederhana dan bersahaja, mencerminkan semangat Surat Edaran Dirjen Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2025 tentang Penerapan Pola Hidup Sederhana bagi aparatur peradilan. Surat edaran tersebut menekankan bahwa acara seremonial seperti perpisahan atau purnabakti sepatutnya dilakukan tanpa kemewahan, namun tetap bermakna dan khidmat. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga marwah peradilan, membangun kepercayaan publik, serta menegaskan bahwa keteladanan tidak selalu lahir dari kemegahan, melainkan dari kesahajaan.
Seluruh Hakim dan pegawai PN Pulau Punjung turut hadir dalam suasana kekeluargaan yang hangat. Dalam acara tersebut, Bapak Tafrioza dikenang sebagai pribadi yang sederhana dan penuh ketekunan. Ia memulai kariernya di PN Batusangkar, melanjutkan ke PN Muaro, dan mengakhiri pengabdian di PN Pulau Punjung.
Ketua Pengadilan Negeri Pulau Punjung, Ibu Diana Dewiani, SH, MH, dalam sambutannya mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih atas teladan yang telah diberikan. Ia menyoroti figur Pak Tafrioza sebagai sosok yang konsisten datang paling awal ke kantor, yang tetap ramah meski menghadapi tekanan pekerjaan dan kritik. “Pak Taf adalah teladan dalam kesabaran dan kedisiplinan. Beliau selalu hadir lebih awal dari siapa pun, dan senantiasa menyambut setiap masukan dengan senyum,” ujar beliau.
Lebih dari sekadar perpisahan, momen ini menjadi ruang perenungan bagi generasi penerus di pengadilan untuk meneladani nilai-nilai luhur seperti ketekunan dan kedisiplinan. Sosok Bapak Tafrioza mengajarkan bahwa hadir tepat waktu, bekerja dengan tenang, dan menjalani rutinitas dengan konsistensi adalah bentuk keteladanan yang memberi dampak besar meski sering kali tak disorot.

Acara juga diisi dengan doa bersama dan penyerahan kenang-kenangan secara simbolis dari keluarga besar PN Pulau Punjung kepada beliau. Tak sedikit pegawai dan rekan kerja yang terlihat menitikkan air mata saat memberikan pelukan perpisahan.
Dengan berakhirnya masa tugas ini, Bapak Tafrioza tak hanya meninggalkan ruang kerjanya, tetapi juga meninggalkan warisan keteladanan dalam kedisiplinan dan kesabaran bagi seluruh insan peradilan yang pernah bekerja bersamanya. Pengabdiannya mungkin sederhana, tapi maknanya sangat berarti bagi kami semua.